Apapunyang dikatakan Nabi Muhammad pasti akan dipercaya," ujar Prof Achmad. Terkait sifat amanah ini juga dijelaskan dalam hadis yang berbunyi: "Tidak ada iman bagi yang tidak memiliki sifat Amanah dan tidak ada agama bagi yang tidak bisa dipegang janjinya." (HR. Ahmad, Al-Baghawi, Ibnu Hibban, Baihaqi dan Al-Qudha'i) 3. Fathonah. Fathonah Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.“[28] Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya. Pertanyaanitu pun akhirnya dijawab oleh Al-Hasan Al-Bashri dengan jawaban Ahlussunnah Wal Jamaah: “Sesungguhnya pelaku dosa besar (di bawah dosa syirik) adalah seorang mukmin yang tidak sempurna imannya. Karena keimanannya, ia masih disebut mukmin dan karena dosa besarnya ia disebut fasiq (dan keimanannya pun menjadi tidak sempurna)”. Orangyang bertakwa akan berperilaku baik yang sesuai aqidah di hadapan manusia maupun Allah swt. Orang yang bertakwa akan mendapat kasih sayang Allah di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman Allah berikut ini yang artinya: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S An-Nahl 16:128). Sebagaiseorang mukmin, hendaknya pendorongnya dalam beramal itu adalah semata-mata menghendaki keridhaan Allah dan demi akhirat, tidak mencampuri suatu amal dengan kecenderungan dunia, misalnya karena menghendaki harta dunia, menghendaki kedudukan, mencari sanjungan, tidak ingin dicela, dll, dan inilah yang disebut ikhlas. KisahNyata: Inilah Drama Pernikahan Poligami yang Sempurna dan Sangat Mengharukan. Oleh Moeflich Hasbullah. a. Inilah kisah nyata drama kehidupan yang sangat mengharukan yang patut menjadi renungan, pelajaran dan contoh bagi kita semua. Sahabat dekat saya seorang yang sangat tulus dan ikhlas dalam berdakwah. Sebut saja namanya Ahmad. . Mukmin adalah seseorang yang beriman dan percaya kepada Allah SWT. Seorang muslim yang taat akan senantiasa menjalankan perintah agamanya. Seorang tersebut memiliki penyerahan sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT dan memiliki iman yang kuat di dalam prakteknya, menjadi seorang mukmin sejati sangatlah sulit, dan banyak rintangan serta halangan yang harus dihadapi. Ciri-ciri dari seorang muslim, bahkan sifat sholat seorang muslim, digambarkan begitu jelas di dalam Al-Quran. Berikut ini adalah penjelasan tentang ciri-ciri orang mukmin dan juga ayat-ayat Al-Quran tentang sifat sholat orang mukmin. Ciri-ciri orang mukmin dalam dalam Al Quran yaitu pada surat Al Anfal ayat 2-4 menjelaskan tentang ciri-ciri Mukmin. Sifat-sifat tersebut sudah selayaknya di miliki oleh seorang Muslim agar senantiasa ditempatkan di sisi Allah SWT dan dijauhi dari segala kesukaran di SWT berfirman surat Al-Anfal ayat 2-42. اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙinnamal-mu`minụnallażīna iżā żukirallāhu wajilat qulụbuhum wa iżā tuliyat 'alaihim āyātuhụ zādat-hum īmānaw wa 'alā rabbihim yatawakkalụn"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah kuat imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,"3. الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗallażīna yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn"Yaitu orang-orang yang melaksanakan salat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."4. اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚulā`ika humul-mu`minụna ḥaqqā, lahum darajātun 'inda rabbihim wa magfiratuw wa rizqung karīmArtinya"Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat tinggi di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki nikmat yang mulia."Dalam buku Menikmati Jamuan Allah yang ditulis oleh Syekh Muhammad Al-Ghazali, dijelaskan tentang ciri-ciri orang mukmin dalam surat Al Anfal ayat 2-4, yaitu Memiliki rasa gemetar hatinya kepada Allah SWT Seorang mukmin apabila disebutkan nama Allah SWT, akan muncul rasa takut di dalam hatinya. Perasaan takut tersebut merupakan cerminan dari hatinya yang selalu mengagungkan nama mukmin tidak akan sekalipun melanggar larangan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, ia juga akan dengan senang hati menjalankan setiap perintah-Nya. Imannya semakin bertambah setelah dibacakan ayat Al-Quran Ayat Al-Quran untuk seorang mukmin adalah landasan serta prioritas utama untuk para muslimin. Mereka akan senantiasa termotivasi dengan ayat-ayat Al-Quran yang dilantunkan, setelahnya rasa iman mereka kepada Allah SWT semakin bertambah begitu juga dengan ketakwannya. Bertawakal hanya kepada Allah SWT Seorang mukmin akan menyerahkan seluruh perkaranya hanya kepada Allah SWT. Tidak ada yang ia percayai selain Allah SWT untuk mengurus segala urusannya. Seorang mukmin percaya dan meyakini bahwa seluruh urusan di dunia ini tidak akan terwujud apabila bukan kehendak dari Allah SWT. Berinfaq di jalan Allah SWT Seorang mukmin akan senantiasa menyisihkan hartanya untuk diinfakkan ke jalan Allah SWT, yaitu jalan kebenaran yang akan menuntunnya semakin dekat kepada Allah SWT. Hharta yang ia infakkan juga akan dikeluarkan dengan ikhlas dan semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah dari infaqnya adalah untuk membersihkan harta yang ia miliki serta membersihkan jiwanya dari hal-hal buruk. Mendirikan sholat Seorang mukmin akan melaksanakan atau mendirikan sholatnya dengan sangat sempurna. Sholat yang meraka jalankan sangat khusyuk karena di dalamnya telah memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT. Sholat wajib maupun sholat sunnah akan mereka kerjakan tanpa gangguan sebab imannya yang sangat luar biasa. Bagi seorang mukmin sejati, sholat merupakan sarana berkomunikasi hamba kepada Allah ayat Al-Quran lainnya, yaitu surat Al Anfal ayat 74 Allah SWT berfirman tentang ciri seorang mukmin yaitu Allah SWT berfirman surat Al-Anfal ayat 74وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌwallażīna āmanụ wa hājarụ wa jāhadụ fī sabīlillāhi wallażīna āwaw wa naṣarū ulā`ika humul-mu`minụna ḥaqqā, lahum magfiratuw wa rizqung karīmArtinya“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan kepada orang Muhajirin, mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki nikmat yang mulia.” Baca Juga Khadijah, Istri Tercinta Rasul Sekaligus Ibu Orang-orang Mukmin Ayat tentang sifat sholat orang mukminilustrasi orang sedang salat ArapoğluDari penjelasan di atas, dikatakan bahwa ciri seorang mukmin adalah yang senantiasa melaksanakan dan mendirikan sholatnya dengan khusyuk. Dalam beberapa ayat Al-Quran pun diterangkan tentang sifat sholat dari seorang mukmin adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang sifat sholat orang mukmin1. Surat Al-Mu'minun Ayat 9وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَwallażīna hum 'alā ṣalawātihim yuḥāfiẓụn"serta orang yang memelihara salatnya."2. Surat Al-Ma’arij Ayat 23الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖallażīna hum 'alā ṣalātihim dā`imụn"mereka yang tetap setia melaksanakan salatnya,"3. Surat Al-Ma’arij Ayat 34وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَۖwallażīna hum 'alā ṣalātihim yuḥāfiẓụn"dan orang-orang yang memelihara salatnya."Kesimpulannya adalah, seorang mukmin akan senantiasa menjaga dan melaksanakan sholatnya dengan baik. Tidak hanya itu, mereka juga menjaga kekhusyukannya dalam menjalanka pembahasan mengenai ciri seorang mukmin dan ayat Al-Quran tentang sifat sholat orang mukmin. Semoga kita semua dapat menjadi mukmin sejati, amin. Ilustrasi ciri-ciri mukmin, Foto Pixabay Menjadi mukmin sejati merupakan cita-cita semua Muslim . Namun, untuk menjadi seorang mukmin yang sejati pastilah tidak mudah karena banyak halangan dan rintangannya. Mukmin ialah orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT. Mematuhi segala perintah dan menjauhi seluruh larangannya. Ciri Ciri Mukmin dalam Al Quran Ciri-ciri seorang mukmin dijelaskan dalam Alquran surat Al- Anfal ayat two-4. Dalam surat tersebut Allah SWT berfirman. “Orang beriman adalah mereka yang mendengar nama Allah disebutkan, gemetar hati mereka. Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, iman mereka bertambah dan kepada Tuhan mereka bertawakal. Yaitu orang yang salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang beriman yang sebenarnya.” Al-Anfalii-iv Dikutip dari buku Menikmati Jamuan Allah Oleh Syekh Muhammad al-Ghazali penjelasan dari ayat tersebut adalah sebagai berikut. Memiliki Rasa Gemetar Hatinya kepada Allah Adapun penjelasan yang pertama yaitu orang mukmin jika disebutkan nama Allah muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takut tersebut adalah sebagai bentuk dari mengagungkan nama Allah. Orang mukmin tidak akan berani melanggar apapun yang telah ditetapkan menjadi suatu larangan, dan akan selalu mentaati setiap perintah-Nya. Bertambah Imannya Jika Dibacakan Ayat Al-Quran Ilustrasi ciri-ciri mukmin, Foto Pixabay Selanjutnya, seorang mukmin menjadikan ayat Alquran sebagai prioritas utama dalam diri kaum muslimin. Mereka menjadikan ayat-ayat Alquran sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ketika Alquran dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, seorang mukmin dapat mengambil manfaat tersebut dengan bertambahnya rasa iman. Bertawakkal Hanya kepada Allah Kemudian, orang mukmin akan menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT, bukan orang lain. Orang mukmin yakin bahwa segala sesuatu hal tidak akan terwujud kecuali atas kehendak Allah SWT. Orang mukmin akan mendirikan sholat secara sempurna. Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan. Hal ini dikarenakan sholat adalah sarana mediasi seorang hamba yang ingin berkomunikasi dengan Allah SWT. Seorang dikatakan mukmin ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Selain itu, orang mukmin pasti menunaikan kewajiban dan ibadah yang berhubungan dengan harta tersebut dengan ikhlas. Ini bertujuan untuk membersihkan harta dan menyucikan jiwa. Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari sholat dan sedekahnya dalam hadist Riwayat Muslim. Rasulullah SAW bersabda “Sholat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti.” 60 minutes. Muslim Selanjutnya pada akhir surat Al-Anfal, ciri-ciri orang mukmin ditambah dengan kriteria khusus. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 74 “Orang beriman dan berhijrat serta berjihad di jalan Allah dan orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan, mereka itulah mukmin sejati.” QS. Al-Anfal74 Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan perbuatan. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin orang yang beriman sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Sudah barang tentu semua orang Islam mengaku beriman. Tapi belum tentu semua merasakan bagaimana manisnya iman yang sebenarnya. Rasulullah Saw pernah bersabda tentang bagaimana cara untuk merasakan manisnya iman. Sabda Rasulullah Saw, “Ada tiga hal apabila dimiliki oleh seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai ketimbang yang lain, mencintai seseorang karena Allah, dan enggan kembali kepada kekufuran seperti enggannya ia dilemparkan ke dalam neraka.” HR. Bukhari Manusia memilki fitrah yang kuat untuk saling mencintai suami atau istri, anak keturunan, harta benda dan lainnya, itu tak dapat dinafikan. Bahkan Al-Qur`an sendiri mengakui kecenderungan tersebut زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” QS. Ali Imran 14 Dari hadits Rasulullah Saw tersebut ada tiga hal yang harus kita penuhi barulah terasa manisnya iman Hadits di atas menegaskan bahwa untuk mencapai taraf manisnya iman benar-benar terasa, maka Allah dan Rasul-Nya harus lebih dicintai. Kita memang harus mencintai anak dan isteri, tapi Allah Swt dan Rasul-Nya harus lebih kita cintai. kita dapat dengan mudah mengaku beriman, tapi selama Allah Swt dan Rasul-Nya tidak lebih kita cintai ketimbang yang lain, maka kita belum akan merasakan manisnya iman yang kita akui. Selanjutnya untuk merasakan manisnya iman kita harus mencintai orang lain karena Allah manusia normal, tentu tidak aneh bila kita menaruh cinta kepada seseorang. Namun sebagai orang beriman yang ingin merasakan manisnya iman, kecintaan kepada seseorang haruslah berada dalam kerangka penilaianAllah Swt. Orang yang kita cintai hendaklah orang yang dicintai Allah Swt. Orang yang kita cintai seharusnya orang yang dalam pandangan Allah Swt pantas untuk dicintai. Dan yang terakhir syarat untuk merasakan manisnya iman adalah enggan kembali kepada kekufuran. Ketika dua hal di atas disempurnakan dengan keengganan kembali kepada kekufuran, barulah manisnya iman dapat dirasakan dengan sempurna. Bagi kita yang terlahir sebagai mukmin adalah dengan membenci kekufuran dan hal-hal yang dapat menyeret kepada kekufuran. Supaya kita tidak jatu kepada kekufuran, kita harus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Dengan cara mengerjakan segala yang diperintahkan Allah Swt serta meninggalkan segala yang dilarang Allah Swt. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang tiga hal yang harus dimilki baru merasakan manisnya iman. Mudah-mudahan tiga hal tersebut bisa kita tunaikan dengan sempurna. Agar kita bisa merasakan manisnya iman. Aamiin. Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan perbuatan. Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin orang yang beriman sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya Muhammad dan kepada Kitab Al Qur’an yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” An Nisa 136 Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia. Iman Kepada Malaikat Salah satu makhluk Allah swt. yang diciptakan di alam ini adalah malaikat. Dia bersifat gaib bagi manusia, karena tidak dapat dilihat ataupun disentuh dengan panca indra manusia. Sebagai muslim kita diwajibkan beriman kepada malaikat. Iman kepada malaikat tersebut termasuk rukun iman yang kedua. Apa yang dimaksud iman kepada malaikat? Iman kepada malaikat berarti meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan malaikat yang diutus untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dari Allah. Dasar yang menjelaskan adanya makhluk malaikat tercantum dalam ayat berikut ini yang artinya “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan untuk mengurus berbagai macam urusan yang mempunyai sayap masing-masing ada yang dua, tiga dan empat.” Fatir 1 Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim tentang iman dan rukunnya. Dari Abdullah bin Umar, ketika diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah bersabda, “iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari akhir serta beriman kepada ketentuan takdir yang baik maupun yang buruk.” Dalam hadits tersebut, percaya kepada malaikat merupakan unsur kedua keimanan dalam Islam. Percaya kepada malaikat sangatlah penting karena akan dapat memurnikan dan membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik. Dari ayat dan hadits di atas dapat diketahui bahwa beriman kepada malaikat merupakan perintah Allah dan menjadi salah satu syarat keimanan seseorang. Kita beriman kepada malaikat karena Al Qur’an dan Nabi memerintahkannya, sebagaimana kita beriman kepada Allah dan Nabi-Nya. Sahabat Umma, apa sih pengertian mukmin?secara istilah Islam dalam bahasa Arab, Mukmin/Mu'min yang sering disebut dalam Al-Qur'an, berarti orang beriman, dan merupakan seorang Muslim yang dapat memenuhi seluruh kehendak Allah, dan memiliki iman kuat dalam hatinya. Selain itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa mu'min tidak serta-merta berarti "orang beriman" namun orang yang menyerahkan dirinya agar diatur dengan Islam. Selain itu, mu'min juga dapat dikatakan orang yang memberikan keamanan atas surat Al-Hujurah dijelaskan Orang-orang Arab Badui itu berkata "Kami telah beriman". Katakanlah "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah "kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Surah Al-Hujurat [49]14Ayat ini menjelaskan perbedaan antara seorang Muslim dan orang beriman. Selain itu juga termaktub dalam ayat orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. Surah An-Nisa' [4]136Sumber Status, kedudukan dan kualitas manusia, sesungguhnya ditentukan oleh dirinya sendiri. Setiap orang normal, dibekali oleh Allah dengan potensi yang seimbang, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sebagai potensi untuk mengembangkan dirinya sendiri, manusia diberi akal dan pikiran serta kemauan, kehendak dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan kejadian fisik dan mentalnya yang sangat sempurna. Baik dan buruknya seseorang serta hina dan mulianya tergantung pada perjuangannya dalam mengusahakan kemuliaan dan menghindari kehinaan. Seorang mukmin yang kuat dan berilmu, lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari seorang mukmin yang lemah dan tidak berilmu. Dalam Al-Qur’an dijelaskan kriteria manusia mukmin yang kamil atau paripurna insan kamil, disebut tersebar dalam berbagai ayatnya. Kriteria tersebut bisa diusahakan oleh setiap orang, apabila ia menghendakinya. إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقّٗاۚ لَّهُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki nikmat yang mulia.” QS. Al-Anfal, [8] 2-4. Ayat di atas menjelaskan bahwa ada lima kriteria bagi orang-orang mukmin sejati yaitu 1 Senantiasa mengingat Allah, 2 Bila mendengar ayat-ayat Allah imannya bertambah, 3 Bertawakkal, 4 Menegakkan shalat dan 5 Menginfakkan sebagain rezkinya. Orang yang senantiasa mengingat Allah di mana saja ia berada, pastilah segala perbuatan dan tindakannya akan terkontrol dengan baik. Segala langkah dan perbuatannya akan selalu disesuaikan dengan petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah. Mereka menyadari betul bahwa dengan berbuat baik sajalah seseorang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mereka yang senantiasa berzikir kepada Allah, akan terlepas dari segala tipu daya Syaitan baik yang halus maupun kasar. Manusia yang telah tertipu oleh kejahatan akan berusaha menjerumuskan orang-orang yang baik dan beriman, karena orang seperti itu telah dikuasai oleh Syaitan. Akan tetapi bila orang-orang yang beriman itu berpegang teguh pada bimbingan wahyu-Nya pasti akan terhindar dari tipu daya mereka. Manusia yang lengah dan berpaling dari mengingat Tuhan, akan tercampakkan kepada kehinaan dunia dan akhirat. وَمَن يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ نُقَيِّضۡ لَهُۥ شَيۡطَٰنٗا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٞ “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah Al Quran, kami adakan baginya syaitan yang menyesatkan Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” QS. al-Zukhruf, [43] 36. Manusia mukmin yang selalu ingat kepada Allah tidak akan kehilangan kontrol pada dirinya dan keseimbangan dalam kehidupannya. Ia akan hidup istiqamah, tidah mudah diombang-ambingkan oleh kekuatan yang berada di luar dirinya. ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ "Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. QS. al-Ra’du, [13] 28. Kriteria mukmin sejati selanjutnya adalah mereka yang apabila mendengar atau memperhatikan ayat-ayat Allah, imannya bertambah kuat. Ayat-ayat Allah yang kita baca atau perhatikan, terdiri dari dua macam, yaitu ayat-ayat Qur’aniyah dan ayat-ayat yang tidak tertulis yang disebut ayat Kauniyah, segala kejadian dan peristiwa yang ada dalam alam semesta. Suasana hati seperti itulah yang membuat Umar bin Khatab menjadi insaf, ketika ia mendengar beberapa ayat al-Qur’an. Umar waktu itu, berniat akan menyiksa adik perempuannya karena masuk Islam, ia merasa tertarik ketika mendengar adiknya membaca awal surat Thaha. Umar kemudian insaf dan segera masuk Islam mengikuti jejak adik perempuannya Fathimah. Tawakkal adalah menyerahkan segala sesuatu kepada Allah setelah berikhtiar semaksimal mungkin yang bisa dilakukan. Manusia mukmin harus bersungguh-sungguh dalam berusaha terlebih dahulu, baru kemudian bertawakkal. Nabi menggambarkan tawakkal dengan usaha terlebih dahulu, sehingga usahanya berhasil, seperti yang dijelaskan dalam hadisnya لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا رواه الترمذي “Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah, dengan tawakkal yang sebenarnya, pasti kamu akan diberi rizki seperti burung diberi rizki. Burung itu terbang di waktu pagi dalam keadaan lapar dan kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang.” HR. Tirmidzi, No 2266. Hadits di atas menjelaskan kepada kita perumpamaan dari ikhtiar atau usaha yang dilakukan burung yang kita lihat setiap saat. Burung-burung itu terbang ke sana-kemari mencari makanan dan baru kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang. Selain dari kriteria di atas, insan kamil dilengkapi juga dengan kriteria selanjutnya yaitu menegakkan shalat dan menafkahkan rizki yang diperolehnya. Dr KH Zakky Mubarak, Rais Syuriyah PBNU * Tulisan ini dinukil dari Facebook Zakky Mubarak Syamrakh

bagaimanakah seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna